Sabtu, 08 Desember 2018



             Ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

             Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

            "Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

             Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

             Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

            Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

             Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

            Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.


             Ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

             Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

            "Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

             Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

             Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

            Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

             Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

            Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.


              Suatu hari, terjadi kehebohan di sebuah pasar kampung. Orang orang berkerumun di depan sebuah toko penjual telur. Yang berada di luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi ke depan meja. 

              Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada seekor angsa yang bisa bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang mereka dengar. Di atas meja, berkilauan sebuah telur angsa emas!

             Mereka berebutan ingin membeli telur itu. Namun si Pedagang hanya bisa menjual satu butir telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur satu butir sehari. Si Pedagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak uang.

            Lalu terlintas ide di pikirannya. Pedagang yang rakus itu akan memotong si Angsa ajaib. Dia berfikiran kakau angsa tersebut di bunug dan perutnya dibelah pasti di dalamnya terdapat banyak telur emas. Ia akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat kaya.

             Para pembeli bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka. Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah dada angsa ajaib itu. Orang-orang menahan nafasnya. Darah si Angsa menetes merah membasahi bulu bulunya yang putih bersih. "Dia membunuh angsa peliharaanya" orang-orang riuh bersorak sorai.

            Lalu tiba-tiba datang seorang kakek tua dan berkata dengan bijak,"Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang amat besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati. Kamu terlalu serakah ! sehingga tidak bisa berfikir dengan jernih !"


              Suatu hari, terjadi kehebohan di sebuah pasar kampung. Orang orang berkerumun di depan sebuah toko penjual telur. Yang berada di luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi ke depan meja. 

              Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada seekor angsa yang bisa bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang mereka dengar. Di atas meja, berkilauan sebuah telur angsa emas!

             Mereka berebutan ingin membeli telur itu. Namun si Pedagang hanya bisa menjual satu butir telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur satu butir sehari. Si Pedagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak uang.

            Lalu terlintas ide di pikirannya. Pedagang yang rakus itu akan memotong si Angsa ajaib. Dia berfikiran kakau angsa tersebut di bunug dan perutnya dibelah pasti di dalamnya terdapat banyak telur emas. Ia akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat kaya.

             Para pembeli bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka. Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah dada angsa ajaib itu. Orang-orang menahan nafasnya. Darah si Angsa menetes merah membasahi bulu bulunya yang putih bersih. "Dia membunuh angsa peliharaanya" orang-orang riuh bersorak sorai.

            Lalu tiba-tiba datang seorang kakek tua dan berkata dengan bijak,"Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang amat besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati. Kamu terlalu serakah ! sehingga tidak bisa berfikir dengan jernih !"



                Di sebuah hutan yang sangat lebat, ada seekor kelinci yang terkenal mampu berlari sangat cepat. Dia di juluki pelari tercepat di hutan itu, bahkan semua hewan juga mengakuinya. Akan tetapi, ketenaran yang di miliki si kelinci membuat dia menjadi sangat sombong dan besar kepala.

                Kelinci selalu menyombongkan kemampuanya di depan setiap hewan yang ditemuinya. Dia selalu berlari dengan cepat, sehingga menerbangkan debu di sekitarnya dan membuat hewan yang dilaluinya menjadi batuk-batuk akibat debu. Pada suatu hari, ada sekelompok hewan yang tengah bercakap-cakap. Mereka bercanda dan berbagi cerita tentang kisah-kisah lucu yang pernah mereka alami sebelumnya. Hewan-hewan itu adalah kura-kura, keong, dan juga bekicot.

                Tapi waktu tengah asik-asik bercanda gurau, tiba-tiba si kelinci datang dan berlari sangat cepat. Debu yang berterbangan tentu saja membuat tiga sekawan hewan itu terbatuk-batuk. "Hai kelinci.. kami tahu bahwa kamu bisa berlari sangat cepat, tapi apakah kamu bisa menghargai juga teman-teman yang ada di sekitar mu?". Teriak kura-kura dengan rasa kesal.

               Mendengar perkataan kura-kura, kelinci berhenti tiba-tiba dan datang menghampiri mereka. "Hah buat apa? Mengapa aku harus mendengarkan perkataan dari komunitas hewan lambat seperti kalian ini? Pasti karena kalian iri sebab tak mampu berlari secepat aku, dan hanya bisa merayap pelan-pelan saja. hahahaha..". Kata kelinci malah mengejek. Mendengar ejekan si kelinci, kura-kura menjadi geram. Dia tak terima jika dia dan teman-temanya di lecehkan begitu saja. “Jangan sombong kau kelinci.. Kalau kau berani, mari kita lomba lari. Aku yakin aku mampu mengalahkan mu..". Tantang kura-kura.

               Mendengar tantangan itu, si kelinci malah tertawa terbahak-bahak dengan sikap melecehkan. "Kau? Mengalahkan aku? hahahaha.. Kau ini belum tidur, tapi sudah mengigau. Dasar kura-kura bodoh.. baiklah, demi menjaga nama baik ku karena kelancangan mu, akau akan memberimu pelajaran tentang arti kemenangan dan kecepatan". jawab si kelinci. Akhirnya, merekapun memutuskan untuk berlomba.

               Si bekicot bertugas sebagai hakim di garis start, sedangkan si keong berada di garis finish untuk mengawasi siapa yang sampai lebih dulu. Dan lomba lari itu di mulai dengan mudahnya si kelinci memimpin lomba, dia berlari jauh di depan kura-kura yang merangkak lambat. Hal tersebut membuat si kelinci tertawa semakin menghina, tapi si kura-kura tetap berusaha dan pantang menyerah. Dia tetap berlari dengan sekuat tenaga demi harga dirinya dan teman-temanya.

               Melihat kegigihan kura-kura, timbul niat usil di hati si kelinci. Sebenarnya, kurang beberapa langkah lagi si kelinci sudah sampai di garis finish. Akan tetapi dia ingin mengejek si kura-kura lebih dari itu, maka dia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon dekat garis finish. Dan ketika si kura-kura sudah tinggal beberapa langkah lagi dari garis finish, dia akan dengan cepat mendahuluinya. Tentu saja hal itu pasti akan membuat kura-kura menjadi putus asa dan dia bisa mengejeknya sesuka hati. Di kejauhan, kura-kura masih berusaha berlari sekuat tenaganya. Keringatnya bercucuran dengan cepat, tapi dia tak memperdulikanya. Apa lagi ketika dari kejauhan dia melihat kelinci yang tengah beristirahat di bawah pohon yang teduh seolah mengejeknya, membuat kura-kura semakin bersemangat dan terus berusaha.

              Sementara itu, si kelinci yang menunggu kura-kura di bawah pohon menjadi sangat bosan. Karena langkah kura-kura yang cukup lambat, maka membutuhkan waktu yang lama bagi kura-kura untuk sampai di garis finish. "Ah.. jadi ngantuk.. Lebih baik aku tidur sejenak dulu untuk menunggu kura-kura tiba di sini. denagn langkah yang begitu lambat, butuh waktu lama baginya untuk mengejar aku". Kata kelinci kemudian tertidur. Tapi udara bawah pohon yang cukup sejuk di tambah dengan hembusan angin sepoi-sepoi yang cukup segar, membuat kelinci tertidur cukup pulas. Bahkan dia tak menyadari ketika kura-kura berjalan melewatinya.

              Ketika dia terbangun, semua sudah terlambat. Kura-kura sudah menapakan langkah terakhirnya tepat di garis finish sehingga kelinci tak bisa mendahuluinya. Ahirnya, kelinci yang sombong itu di kalahkan oleh kura-kura yang lambat.

              Akhirnya kura-kura pun bersorak gembira bersama kawan-kawannya. Sementara si kelinci hanya bisa menundukkan kepala dan merasa sangat menyesal karena menganggap remeh si kura-kura.



                Di sebuah hutan yang sangat lebat, ada seekor kelinci yang terkenal mampu berlari sangat cepat. Dia di juluki pelari tercepat di hutan itu, bahkan semua hewan juga mengakuinya. Akan tetapi, ketenaran yang di miliki si kelinci membuat dia menjadi sangat sombong dan besar kepala.

                Kelinci selalu menyombongkan kemampuanya di depan setiap hewan yang ditemuinya. Dia selalu berlari dengan cepat, sehingga menerbangkan debu di sekitarnya dan membuat hewan yang dilaluinya menjadi batuk-batuk akibat debu. Pada suatu hari, ada sekelompok hewan yang tengah bercakap-cakap. Mereka bercanda dan berbagi cerita tentang kisah-kisah lucu yang pernah mereka alami sebelumnya. Hewan-hewan itu adalah kura-kura, keong, dan juga bekicot.

                Tapi waktu tengah asik-asik bercanda gurau, tiba-tiba si kelinci datang dan berlari sangat cepat. Debu yang berterbangan tentu saja membuat tiga sekawan hewan itu terbatuk-batuk. "Hai kelinci.. kami tahu bahwa kamu bisa berlari sangat cepat, tapi apakah kamu bisa menghargai juga teman-teman yang ada di sekitar mu?". Teriak kura-kura dengan rasa kesal.

               Mendengar perkataan kura-kura, kelinci berhenti tiba-tiba dan datang menghampiri mereka. "Hah buat apa? Mengapa aku harus mendengarkan perkataan dari komunitas hewan lambat seperti kalian ini? Pasti karena kalian iri sebab tak mampu berlari secepat aku, dan hanya bisa merayap pelan-pelan saja. hahahaha..". Kata kelinci malah mengejek. Mendengar ejekan si kelinci, kura-kura menjadi geram. Dia tak terima jika dia dan teman-temanya di lecehkan begitu saja. “Jangan sombong kau kelinci.. Kalau kau berani, mari kita lomba lari. Aku yakin aku mampu mengalahkan mu..". Tantang kura-kura.

               Mendengar tantangan itu, si kelinci malah tertawa terbahak-bahak dengan sikap melecehkan. "Kau? Mengalahkan aku? hahahaha.. Kau ini belum tidur, tapi sudah mengigau. Dasar kura-kura bodoh.. baiklah, demi menjaga nama baik ku karena kelancangan mu, akau akan memberimu pelajaran tentang arti kemenangan dan kecepatan". jawab si kelinci. Akhirnya, merekapun memutuskan untuk berlomba.

               Si bekicot bertugas sebagai hakim di garis start, sedangkan si keong berada di garis finish untuk mengawasi siapa yang sampai lebih dulu. Dan lomba lari itu di mulai dengan mudahnya si kelinci memimpin lomba, dia berlari jauh di depan kura-kura yang merangkak lambat. Hal tersebut membuat si kelinci tertawa semakin menghina, tapi si kura-kura tetap berusaha dan pantang menyerah. Dia tetap berlari dengan sekuat tenaga demi harga dirinya dan teman-temanya.

               Melihat kegigihan kura-kura, timbul niat usil di hati si kelinci. Sebenarnya, kurang beberapa langkah lagi si kelinci sudah sampai di garis finish. Akan tetapi dia ingin mengejek si kura-kura lebih dari itu, maka dia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon dekat garis finish. Dan ketika si kura-kura sudah tinggal beberapa langkah lagi dari garis finish, dia akan dengan cepat mendahuluinya. Tentu saja hal itu pasti akan membuat kura-kura menjadi putus asa dan dia bisa mengejeknya sesuka hati. Di kejauhan, kura-kura masih berusaha berlari sekuat tenaganya. Keringatnya bercucuran dengan cepat, tapi dia tak memperdulikanya. Apa lagi ketika dari kejauhan dia melihat kelinci yang tengah beristirahat di bawah pohon yang teduh seolah mengejeknya, membuat kura-kura semakin bersemangat dan terus berusaha.

              Sementara itu, si kelinci yang menunggu kura-kura di bawah pohon menjadi sangat bosan. Karena langkah kura-kura yang cukup lambat, maka membutuhkan waktu yang lama bagi kura-kura untuk sampai di garis finish. "Ah.. jadi ngantuk.. Lebih baik aku tidur sejenak dulu untuk menunggu kura-kura tiba di sini. denagn langkah yang begitu lambat, butuh waktu lama baginya untuk mengejar aku". Kata kelinci kemudian tertidur. Tapi udara bawah pohon yang cukup sejuk di tambah dengan hembusan angin sepoi-sepoi yang cukup segar, membuat kelinci tertidur cukup pulas. Bahkan dia tak menyadari ketika kura-kura berjalan melewatinya.

              Ketika dia terbangun, semua sudah terlambat. Kura-kura sudah menapakan langkah terakhirnya tepat di garis finish sehingga kelinci tak bisa mendahuluinya. Ahirnya, kelinci yang sombong itu di kalahkan oleh kura-kura yang lambat.

              Akhirnya kura-kura pun bersorak gembira bersama kawan-kawannya. Sementara si kelinci hanya bisa menundukkan kepala dan merasa sangat menyesal karena menganggap remeh si kura-kura.


                   Di sebuah pulau yang indah bernama pulau Ayem, hiduplah seorang tukang kebun yang sangat giat bekerja. Ia bernama Pak Mot. Kebun yang dijaga Pak Mot ditanami berbagai ragam bunga. Bunga yang paling disukai Pak Mot adalah bunga matahari. Setiap hari ia menyempatkan diri berbincang-bincang dengan tanaman bunga mataharinya yang kini tengah bermekaran.

                  “Selamat pagi, teman-teman. Hari ini aku membawa pupuk yang sangat bagus untuk pertumbuhan kalian,” kata Pak Mot.

                  Di antara semua bunga matahari di sana, ada satu yang tumbuh tidak sempurna. Ia sangat kerdil dan kelopak bunganya tidak bercahaya. Pak Mot juga heran mengapa bisa begitu. Padahal ia sudah merawatnya dengan sangat baik. Mungkin belum waktunya saja bunga yang ini tumbuh besar, pikir Pak Mot.

                  Sementara itu, si bunga matahari yang kerdil ini merasa amat frustrasi. Ia ingin sekali seperti teman-temannya yang lain. Punya mahkota bunga yang kuning cemerlang.     

                 Suatu hari datanglah seseorang yang ingin menjual pupuk kepada Pak Mot. Orang tersebut setengah memaksa agar Pak Mot mau membeli pupuknya.

                  “Kalau boleh saya bicara, pupuk ini sungguh istimewa. Lihat bunga matahari yang kerdil itu. Dengan pupuk ini masalah si bunga matahari kerdil akan segera teratasi,” rayu si penjual pupuk.

                  Semula Pak Mot sangat berharap apa yang dikatakan si penjual benar. Namun ketika ia meneliti pupuk yang ditawarkan tersebut, Pak Mot kecewa. Ia tidak bisa menggunakan pupuk yang tidak alami seperti itu. Walaupun mungkin bunga matahari kerdilnya akan bisa tumbuh besar dengan cepat, tetapi hasilnya tidak akan menjadi lebih baik. Bisa jadi setelah tumbuh besar bunga matahari itu langsung mati karena keracunan pupuk yang tidak alami. Karenanya dengan halus dan sopan Pak Mot menolak tawaran pupuk tersebut.

                  Mendengar hal itu, si penjual tampak kecewa. Bahkan sedikit marah karena menurutnya Pak Mot tidak tahu apa-apa soal pupuk. Namun ternyata yang paling kecewa adalah si bunga matahari kerdil. Ia sangat marah karena Pak Mot tidak mau membeli pupuk itu untuk dirinya.

                  Si penjual pupuk pun pulang dengan merengut. Karena tidak memperhatikan jalan, ia sedikit tersandung dan tanpa sadar menjatuhkan pupuknya. Pak Mot tidak memperhatikan karena ia sudah sibuk kembali bekerja. Sementara itu, si bunga matahari kerdil melihatnya. Dan dengan sedikit usaha keras, ia berhasil meraih pupuk itu dengan tangkainya.

                “Kalau Pak Mot tidak mau memberiku pupuk ini, biar aku lakukan sendiri,” sungut si bunga matahari kerdil. Dan tanpa pikir panjang, ia pun memakan pupuk itu.

                  Sungguh ajaib! Seperti kata si penjual pupuk, pupuk tersebut memang istimewa! Hanya dalam beberapa hari, si bunga matahari kerdil sudah tumbuh besar menyaingi teman-temannya. Hingga ia tidak bisa lagi disebut kerdil. Pak Mot sangat terkejut. Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Pikirnya, mungkin memang sudah waktunya bunga matahari ini tumbuh besar.

                 Namun, pertumbuhan si bunga matahari tidak berhenti sampai di situ saja. Ia terus tumbuh hingga setinggi rumah Pak Mot. Setinggi pohon kapuk. Terus setinggi bukit. Lalu setinggi gunung. Dan akhirnya ia menutupi dengan kelopaknya seluruh pulau tempat tinggal Pak Mot.

                  Pada awalnya orang-orang sangat terpukau dengan si bunga matahari yang tumbuh sangat besar. Namun ketika ia sudah terlampau besar, orang-orang mulai takut padanya. Alasannya adalah karena ia menghalangi sinar matahari dan membuat bumi berguncang. Orang-orang sepakat untuk menebang si bunga matahari. Pak Mot merasa amat sedih. Namun ia tidak tahu harus berbuat apa. Bunga mataharinya telah membuat pulau Ayem gelap sepanjang hari.

                  Ketika orang-orang tersebut hendak menebang, si bunga matahari ternyata masih terus tumbuh. Ia sudah terlampau besar sehingga manusia tidak sanggup menebangnya. Si bunga matahari merasa lega. Ia sempat ketakutan sebelumnya.

                “Pak Mot,” salah seorang dari para penebang berkata. “Bapak harus segera cari cara untuk menebang tanaman ini. Atau apa saja asal tanaman ini tidak berada di pulau Ayem lagi.”

“Ya, benar. Kami tidak suka dengan tanaman ini,” sahut yang lain.

Mendengar semua perkataan itu, si bunga matahari merasa sangat sedih. Dahulu ketika ia kerdil, ia tidak dikagumi. Dan sekarang ia jadi bunga raksasa dan keadaan malah menjadi tambah parah.

                  Karena sudah tidak tahan dengan semua perkataan itu, si bunga matahari mengeluarkan semua akarnya dari tanah. Ia bermaksud hendak pergi mencari tempat tinggal lain. Namun, rupanya ia masih saja terus tumbuh. Hingga akhirnya kelopak dan semua daunnya menutupi separuh permukaan bumi. Keadaan jadi kacau balau. Bumi berguncang karena tidak stabil.

                 Mengapa bisa begini? Mengapa? Si bunga matahari menangis tersedu-sedu. Dan karena sudah tidak ada tempat lagi di bumi, ia mencari planet lain yang bisa dihuni. Tetapi karena tubuhnya yang sangat besar, akhirnya ia hanya bisa duduk di cincin saturnus, sambil menangis.

Di keheningan alam semesta, si bunga matahari merenungi semua kejadian ini.

Kalau saja aku mengikuti Pak Mot, tidak memakai pupuk itu…

Ia kembali tersedu-sedu. Semua sudah terjadi.

                 Hari-hari si bunga matahari selanjutnya amatlah sepi. Ia rindu teman-temannya yang kuning cemerlang. Ia juga sangat rindu pada Pak Mot yang selalu merawatnya setiap hari. Ia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya sekarang. Bahkan ia tidak tahu harus memberi makan apa dirinya sendiri. Di sini tidak ada tanah yang bisa memberinya nutrisi. Apalagi pupuk alami dari Pak Mot.

                Karenanya, meskipun tubuhnya besar, si bunga matahari sangat layu dan rapuh karena sudah lama tidak makan dan minum.

                Suatu hari, si bunga matahari melihat sesuatu terbang melesat dengan sangat cepat. Kalau dilihat dari arahnya, tampaknya sesuatu itu sedang menuju atmosfer bumi.

Benda apa itu? Si bunga matahari bertanya-tanya.

Ya, ampun, itu meteor! Kalau sampai jatuh ke bumi, bisa membahayakan nyawa penduduk bumi!

               Wajah Pak Mot dan seluruh penghuni kebun bunga melintas di pikiran si bunga matahari. Ia tidak ingin mereka semua celaka. Ia harus melakukan sesuatu untuk menolong bumi dan penduduknya.

 Apa yang harus kulakukan? Si bunga matahari membatin panik. Ia berpikir keras.

                Kemudian ia melihat banyak asteroid melayang antara planet Mars dan Jupiter. Bunga matahari pun mendapat sebuah ide. Kalau ia bisa membuat meteor ini menabrak asteroid tersebut, bumi akan bisa diselamatkan.

                Sebenarnya dibanding dengan dirinya, ukuran meteor tersebut sangat kecil. Bunga matahari hanya perlu menendang meteor tersebut ke arah kumpulan asteroid. Hanya saja, tubuhnya sudah amat layu dan rapuh. Ia hampir tidak punya tenaga untuk menendang meteor itu. Namun ia tidak berputus asa. Dengan usaha keras, akhirnya ia berhasil menendang meteor tersebut ke arah kumpulan asteroid.

                Ketika si meteor dan asteroid bertabrakan, kedua benda angkasa itu hancur. Malangnya, tubuh si bunga matahari yang lemah ikut terlempar ke arah kumpulan asteroid itu. Dan karena ia sudah begitu rapuh, tubuh bunga matahari pun ikut hancur…

               Beberapa waktu selang kejadian tabrakan tersebut, Pak Mot mendapati sesuatu di kebun bunganya. Sebuah tunas baru saja muncul di tempat tumbuh si bunga matahari kerdil sebelumnya.

               Bagaimana tunas ini bisa muncul? Aku belum menanam bibit baru di sini, Pak Mot bertanya-tanya dalam hati.

              “Selamat pagi, sobat baru. Kali ini aku akan berusaha lebih baik lagi. Agar kau bisa tumbuh dengan sangat cemerlang,” kata Pak Mot sambil tersenyum.

             Ternyata Pak Mot tidak tahu. Ketika si bunga matahari raksasa hancur karena tabrakan meteor, salah satu benihnya jatuh ke bumi. Tepatnya ke tempat ia semula tumbuh di kebun bunga Pak Mot.

             Dan seterusnya si bunga matahari itu tumbuh dengan sehat. Tampaknya waktunya telah tiba untuk dirinya menjadi bunga matahari yang tumbuh kuning cemerlang.


                   Di sebuah pulau yang indah bernama pulau Ayem, hiduplah seorang tukang kebun yang sangat giat bekerja. Ia bernama Pak Mot. Kebun yang dijaga Pak Mot ditanami berbagai ragam bunga. Bunga yang paling disukai Pak Mot adalah bunga matahari. Setiap hari ia menyempatkan diri berbincang-bincang dengan tanaman bunga mataharinya yang kini tengah bermekaran.

                  “Selamat pagi, teman-teman. Hari ini aku membawa pupuk yang sangat bagus untuk pertumbuhan kalian,” kata Pak Mot.

                  Di antara semua bunga matahari di sana, ada satu yang tumbuh tidak sempurna. Ia sangat kerdil dan kelopak bunganya tidak bercahaya. Pak Mot juga heran mengapa bisa begitu. Padahal ia sudah merawatnya dengan sangat baik. Mungkin belum waktunya saja bunga yang ini tumbuh besar, pikir Pak Mot.

                  Sementara itu, si bunga matahari yang kerdil ini merasa amat frustrasi. Ia ingin sekali seperti teman-temannya yang lain. Punya mahkota bunga yang kuning cemerlang.     

                 Suatu hari datanglah seseorang yang ingin menjual pupuk kepada Pak Mot. Orang tersebut setengah memaksa agar Pak Mot mau membeli pupuknya.

                  “Kalau boleh saya bicara, pupuk ini sungguh istimewa. Lihat bunga matahari yang kerdil itu. Dengan pupuk ini masalah si bunga matahari kerdil akan segera teratasi,” rayu si penjual pupuk.

                  Semula Pak Mot sangat berharap apa yang dikatakan si penjual benar. Namun ketika ia meneliti pupuk yang ditawarkan tersebut, Pak Mot kecewa. Ia tidak bisa menggunakan pupuk yang tidak alami seperti itu. Walaupun mungkin bunga matahari kerdilnya akan bisa tumbuh besar dengan cepat, tetapi hasilnya tidak akan menjadi lebih baik. Bisa jadi setelah tumbuh besar bunga matahari itu langsung mati karena keracunan pupuk yang tidak alami. Karenanya dengan halus dan sopan Pak Mot menolak tawaran pupuk tersebut.

                  Mendengar hal itu, si penjual tampak kecewa. Bahkan sedikit marah karena menurutnya Pak Mot tidak tahu apa-apa soal pupuk. Namun ternyata yang paling kecewa adalah si bunga matahari kerdil. Ia sangat marah karena Pak Mot tidak mau membeli pupuk itu untuk dirinya.

                  Si penjual pupuk pun pulang dengan merengut. Karena tidak memperhatikan jalan, ia sedikit tersandung dan tanpa sadar menjatuhkan pupuknya. Pak Mot tidak memperhatikan karena ia sudah sibuk kembali bekerja. Sementara itu, si bunga matahari kerdil melihatnya. Dan dengan sedikit usaha keras, ia berhasil meraih pupuk itu dengan tangkainya.

                “Kalau Pak Mot tidak mau memberiku pupuk ini, biar aku lakukan sendiri,” sungut si bunga matahari kerdil. Dan tanpa pikir panjang, ia pun memakan pupuk itu.

                  Sungguh ajaib! Seperti kata si penjual pupuk, pupuk tersebut memang istimewa! Hanya dalam beberapa hari, si bunga matahari kerdil sudah tumbuh besar menyaingi teman-temannya. Hingga ia tidak bisa lagi disebut kerdil. Pak Mot sangat terkejut. Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Pikirnya, mungkin memang sudah waktunya bunga matahari ini tumbuh besar.

                 Namun, pertumbuhan si bunga matahari tidak berhenti sampai di situ saja. Ia terus tumbuh hingga setinggi rumah Pak Mot. Setinggi pohon kapuk. Terus setinggi bukit. Lalu setinggi gunung. Dan akhirnya ia menutupi dengan kelopaknya seluruh pulau tempat tinggal Pak Mot.

                  Pada awalnya orang-orang sangat terpukau dengan si bunga matahari yang tumbuh sangat besar. Namun ketika ia sudah terlampau besar, orang-orang mulai takut padanya. Alasannya adalah karena ia menghalangi sinar matahari dan membuat bumi berguncang. Orang-orang sepakat untuk menebang si bunga matahari. Pak Mot merasa amat sedih. Namun ia tidak tahu harus berbuat apa. Bunga mataharinya telah membuat pulau Ayem gelap sepanjang hari.

                  Ketika orang-orang tersebut hendak menebang, si bunga matahari ternyata masih terus tumbuh. Ia sudah terlampau besar sehingga manusia tidak sanggup menebangnya. Si bunga matahari merasa lega. Ia sempat ketakutan sebelumnya.

                “Pak Mot,” salah seorang dari para penebang berkata. “Bapak harus segera cari cara untuk menebang tanaman ini. Atau apa saja asal tanaman ini tidak berada di pulau Ayem lagi.”

“Ya, benar. Kami tidak suka dengan tanaman ini,” sahut yang lain.

Mendengar semua perkataan itu, si bunga matahari merasa sangat sedih. Dahulu ketika ia kerdil, ia tidak dikagumi. Dan sekarang ia jadi bunga raksasa dan keadaan malah menjadi tambah parah.

                  Karena sudah tidak tahan dengan semua perkataan itu, si bunga matahari mengeluarkan semua akarnya dari tanah. Ia bermaksud hendak pergi mencari tempat tinggal lain. Namun, rupanya ia masih saja terus tumbuh. Hingga akhirnya kelopak dan semua daunnya menutupi separuh permukaan bumi. Keadaan jadi kacau balau. Bumi berguncang karena tidak stabil.

                 Mengapa bisa begini? Mengapa? Si bunga matahari menangis tersedu-sedu. Dan karena sudah tidak ada tempat lagi di bumi, ia mencari planet lain yang bisa dihuni. Tetapi karena tubuhnya yang sangat besar, akhirnya ia hanya bisa duduk di cincin saturnus, sambil menangis.

Di keheningan alam semesta, si bunga matahari merenungi semua kejadian ini.

Kalau saja aku mengikuti Pak Mot, tidak memakai pupuk itu…

Ia kembali tersedu-sedu. Semua sudah terjadi.

                 Hari-hari si bunga matahari selanjutnya amatlah sepi. Ia rindu teman-temannya yang kuning cemerlang. Ia juga sangat rindu pada Pak Mot yang selalu merawatnya setiap hari. Ia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya sekarang. Bahkan ia tidak tahu harus memberi makan apa dirinya sendiri. Di sini tidak ada tanah yang bisa memberinya nutrisi. Apalagi pupuk alami dari Pak Mot.

                Karenanya, meskipun tubuhnya besar, si bunga matahari sangat layu dan rapuh karena sudah lama tidak makan dan minum.

                Suatu hari, si bunga matahari melihat sesuatu terbang melesat dengan sangat cepat. Kalau dilihat dari arahnya, tampaknya sesuatu itu sedang menuju atmosfer bumi.

Benda apa itu? Si bunga matahari bertanya-tanya.

Ya, ampun, itu meteor! Kalau sampai jatuh ke bumi, bisa membahayakan nyawa penduduk bumi!

               Wajah Pak Mot dan seluruh penghuni kebun bunga melintas di pikiran si bunga matahari. Ia tidak ingin mereka semua celaka. Ia harus melakukan sesuatu untuk menolong bumi dan penduduknya.

 Apa yang harus kulakukan? Si bunga matahari membatin panik. Ia berpikir keras.

                Kemudian ia melihat banyak asteroid melayang antara planet Mars dan Jupiter. Bunga matahari pun mendapat sebuah ide. Kalau ia bisa membuat meteor ini menabrak asteroid tersebut, bumi akan bisa diselamatkan.

                Sebenarnya dibanding dengan dirinya, ukuran meteor tersebut sangat kecil. Bunga matahari hanya perlu menendang meteor tersebut ke arah kumpulan asteroid. Hanya saja, tubuhnya sudah amat layu dan rapuh. Ia hampir tidak punya tenaga untuk menendang meteor itu. Namun ia tidak berputus asa. Dengan usaha keras, akhirnya ia berhasil menendang meteor tersebut ke arah kumpulan asteroid.

                Ketika si meteor dan asteroid bertabrakan, kedua benda angkasa itu hancur. Malangnya, tubuh si bunga matahari yang lemah ikut terlempar ke arah kumpulan asteroid itu. Dan karena ia sudah begitu rapuh, tubuh bunga matahari pun ikut hancur…

               Beberapa waktu selang kejadian tabrakan tersebut, Pak Mot mendapati sesuatu di kebun bunganya. Sebuah tunas baru saja muncul di tempat tumbuh si bunga matahari kerdil sebelumnya.

               Bagaimana tunas ini bisa muncul? Aku belum menanam bibit baru di sini, Pak Mot bertanya-tanya dalam hati.

              “Selamat pagi, sobat baru. Kali ini aku akan berusaha lebih baik lagi. Agar kau bisa tumbuh dengan sangat cemerlang,” kata Pak Mot sambil tersenyum.

             Ternyata Pak Mot tidak tahu. Ketika si bunga matahari raksasa hancur karena tabrakan meteor, salah satu benihnya jatuh ke bumi. Tepatnya ke tempat ia semula tumbuh di kebun bunga Pak Mot.

             Dan seterusnya si bunga matahari itu tumbuh dengan sehat. Tampaknya waktunya telah tiba untuk dirinya menjadi bunga matahari yang tumbuh kuning cemerlang.


              Suatu hari di sebuah kerajaan, seorang raja yang sudah berusia lanjut memanggil ketiga putranya yang sudah dewasa. Raja itu berkata " Anak-anakku, aku sudah tua, sudah saatnya salah satu dari kalian menggantikan aku sebagai raja.Besok, kalian akan diuji didepan cermin ajaib untuk menentukan siapa diantara kalian yang layak menjadi raja. Tiba-tiba salah seorang anak dari raja bertanya" Ayah, kenapa harus diuji didepan cermin ajaib?kenapa tidak dengan adu kekuatan saja?

                Rajapun menjawab " ya, anakku. kalian akan diuji didepan cermin ajaib, karena cermin tersebut merupakan warisan turun temurun. dan cermin itu selalu digunakan untuk menguji calon calon raja.

                Seorang Raja tidak harus kuat fisik, tapi harus mempunyai hati yang bersih, dan cermin itu akan menampakkan sifat asli seseorang.

Setelah mendapat penjelasan dari raja, ketiga anaknya pun pergi untuk mempersiapkan diri

               Keesokan harinya, mereka menghadap raja dengan wajah berseri.Mereka berdandan dengan sangat elok.Setiap orang yang dilaluinya pasti berdecak kagum melihat ketampanan ketiga putra raja tersebut.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya Raja.
" Sudah, Ayahanda !" jawab ketiganya serempak
"Pengawal, bawa kemari cermin ajaib itu!" kata Raja kepada pengawal nya.

                 Sejenak kemudian cermin yang berbentuk hati itupun dibawa dihadapan Raja.Ketiga putra Raja diminta maju satu persatu dan bercermin beberapa saat.

                 Betapa kagetnya ketiga putra Raja ketika melihat wajah mereka kedalam cermin.Putra pertama giginya bertaring, Putra kedua kepalanya bertanduk, dan Putra ketiga matanya merah menyala.
Wajah mereka yang tampan menjadi sangat menakutkan

                Ketiga Putra Raja itupun tertunduk malu. Raja hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Raja tidak menduga kalau ketiga putranya ternyata mempunyai sifat asli yang tidak baik.
"Semuanya tidak memenuhi syarat untuk menggantikanku," kata Raja.

                Kemudian Rajapun memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk mengumumkan sayembara bahwa  siapapun yang mempunyai pantulan tubuh yang baik berhak menggantikan raja.
Sejak itu, banyak sekali orang yang ikut dalam sayembara tersebut.Tidak hanya dari kalangan pejabat,cerdik pandai,kaum terpelajar, tapi juga dari rakyat biasa.Tetapi tidak ada satupun yang mempunyai pantulan tubuh yang baik.Ada saja sifat buruk mereka.

                Tiba-tiba, datang seorang buruk rupa bersama ibunya ke Istana.Berkali-kali, pengawal mengusir mereka, tetapi mereka tetap bersikukuh ingin mengikuti sayembara tersebut.

                "Biarkan pemuda itu mengikuti sayembara !"kata Raja.Pemuda buruk rupa itupun berdiri menghadap cermin ajaib. Semua mata terbelalak melihat pantulan yang ada dicermin.Pantulan pemuda buruk rupa itu sangat tampan, wajahnya bersinar cemerlang,
" Pemuda ini berhak menggantikanku naik tahta!"kata sang Raja. 

                Tetapi tiba-tiba, ibunda pemuda buruk rupa tersebut bersimpuh dikaki Raja. " Kanda, apakah engkau telah melupakan kami?" Aku permaisurimu dan pemuda buruk rupa itu adalah anakmu yang telah terbuang di hutan bertahun-tahun karena fitnah kejam dari selir kerajaan ." Sekarang aku ingin menunjukan bahwa hati anakku bersih melalui cermin ajaib ini,"
Raja terkejut. 

               " jadi, cerita tentang pelarianmu meninggalkan istana itu fitnah?dan, ini putraku?" Permaisuri mengangguk. Ketiga putra Raja dan Ibu selir saling berpandangan, mereka ketakutan karena perbuatan jahat mereka terbongkar.

"Pengawal, tangkap ibu selir!" perintah Raja.

              Tetapi pemuda buruk rupa mencegah raja untuk menangkap ibu selir. "Ayahanda, aku dan ibunda sudah memaafkan ibu selir. Mulai sekarang, mari kita bangun kerajaan ini dengan hati bersih."
Nah.......sejak saat itu mereka hidup bersama dan membangun kerajaan mereka dengan adil dan bijaksana.


              Suatu hari di sebuah kerajaan, seorang raja yang sudah berusia lanjut memanggil ketiga putranya yang sudah dewasa. Raja itu berkata " Anak-anakku, aku sudah tua, sudah saatnya salah satu dari kalian menggantikan aku sebagai raja.Besok, kalian akan diuji didepan cermin ajaib untuk menentukan siapa diantara kalian yang layak menjadi raja. Tiba-tiba salah seorang anak dari raja bertanya" Ayah, kenapa harus diuji didepan cermin ajaib?kenapa tidak dengan adu kekuatan saja?

                Rajapun menjawab " ya, anakku. kalian akan diuji didepan cermin ajaib, karena cermin tersebut merupakan warisan turun temurun. dan cermin itu selalu digunakan untuk menguji calon calon raja.

                Seorang Raja tidak harus kuat fisik, tapi harus mempunyai hati yang bersih, dan cermin itu akan menampakkan sifat asli seseorang.

Setelah mendapat penjelasan dari raja, ketiga anaknya pun pergi untuk mempersiapkan diri

               Keesokan harinya, mereka menghadap raja dengan wajah berseri.Mereka berdandan dengan sangat elok.Setiap orang yang dilaluinya pasti berdecak kagum melihat ketampanan ketiga putra raja tersebut.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya Raja.
" Sudah, Ayahanda !" jawab ketiganya serempak
"Pengawal, bawa kemari cermin ajaib itu!" kata Raja kepada pengawal nya.

                 Sejenak kemudian cermin yang berbentuk hati itupun dibawa dihadapan Raja.Ketiga putra Raja diminta maju satu persatu dan bercermin beberapa saat.

                 Betapa kagetnya ketiga putra Raja ketika melihat wajah mereka kedalam cermin.Putra pertama giginya bertaring, Putra kedua kepalanya bertanduk, dan Putra ketiga matanya merah menyala.
Wajah mereka yang tampan menjadi sangat menakutkan

                Ketiga Putra Raja itupun tertunduk malu. Raja hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Raja tidak menduga kalau ketiga putranya ternyata mempunyai sifat asli yang tidak baik.
"Semuanya tidak memenuhi syarat untuk menggantikanku," kata Raja.

                Kemudian Rajapun memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk mengumumkan sayembara bahwa  siapapun yang mempunyai pantulan tubuh yang baik berhak menggantikan raja.
Sejak itu, banyak sekali orang yang ikut dalam sayembara tersebut.Tidak hanya dari kalangan pejabat,cerdik pandai,kaum terpelajar, tapi juga dari rakyat biasa.Tetapi tidak ada satupun yang mempunyai pantulan tubuh yang baik.Ada saja sifat buruk mereka.

                Tiba-tiba, datang seorang buruk rupa bersama ibunya ke Istana.Berkali-kali, pengawal mengusir mereka, tetapi mereka tetap bersikukuh ingin mengikuti sayembara tersebut.

                "Biarkan pemuda itu mengikuti sayembara !"kata Raja.Pemuda buruk rupa itupun berdiri menghadap cermin ajaib. Semua mata terbelalak melihat pantulan yang ada dicermin.Pantulan pemuda buruk rupa itu sangat tampan, wajahnya bersinar cemerlang,
" Pemuda ini berhak menggantikanku naik tahta!"kata sang Raja. 

                Tetapi tiba-tiba, ibunda pemuda buruk rupa tersebut bersimpuh dikaki Raja. " Kanda, apakah engkau telah melupakan kami?" Aku permaisurimu dan pemuda buruk rupa itu adalah anakmu yang telah terbuang di hutan bertahun-tahun karena fitnah kejam dari selir kerajaan ." Sekarang aku ingin menunjukan bahwa hati anakku bersih melalui cermin ajaib ini,"
Raja terkejut. 

               " jadi, cerita tentang pelarianmu meninggalkan istana itu fitnah?dan, ini putraku?" Permaisuri mengangguk. Ketiga putra Raja dan Ibu selir saling berpandangan, mereka ketakutan karena perbuatan jahat mereka terbongkar.

"Pengawal, tangkap ibu selir!" perintah Raja.

              Tetapi pemuda buruk rupa mencegah raja untuk menangkap ibu selir. "Ayahanda, aku dan ibunda sudah memaafkan ibu selir. Mulai sekarang, mari kita bangun kerajaan ini dengan hati bersih."
Nah.......sejak saat itu mereka hidup bersama dan membangun kerajaan mereka dengan adil dan bijaksana.

Most Viewed

► RECOMMENDED

CopyRight © 2016 DongengLah | BLOG RIEZKYAA RK | R.K | RIZKY KUSWARA |